Bogor.WAHANANEWS.CO - Libur panjang Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025 membawa ribuan wisatawan ke kawasan Puncak Bogor.
Namun, di balik kepadatan lalu lintas dan pemandangan alam yang indah, banyak wisatawan mengeluhkan keberadaan 'Pak Ogah' dan joki jalanan yang meresahkan.
Baca Juga:
Tak Ada Dokter Anestesi di RSUD TC Hillers Maumere, Nyawa Maria dan Bayinya Tak Terselamatkan
Fenomena ini menjadi sorotan, terutama dalam konteks kenyamanan dan keamanan wisatawan yang berkunjung.
Domy Sokara, pengamat pariwisata dari Universitas Padjadjaran Bandung, menilai keberadaan Pak Ogah dan joki jalanan di Puncak Bogor sebagai potret buruk manajemen pariwisata yang harus segera dibenahi.
Menurutnya, keberadaan mereka tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan bagi wisatawan tetapi juga berkontribusi pada maraknya pungutan liar yang tidak terkontrol.
Baca Juga:
Pemkot Tangsel Sudah Terapkan, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Pusat dan Pemda Laksanakan Perpres Pengelolaan Sampah Jadi Energi Lewat PLTSa
"Jika terus dibiarkan, praktik ini akan mencoreng citra Puncak sebagai destinasi wisata unggulan. Pengunjung akan merasa tidak aman dan justru menghindari kawasan ini di masa mendatang. Ini berdampak langsung pada ekonomi lokal yang bergantung pada sektor pariwisata," ujar Domy.
Menurutnya, akar masalah ini bukan sekadar persoalan ekonomi masyarakat lokal yang mencari penghasilan tambahan, tetapi juga lemahnya regulasi dan penegakan hukum.
"Kita melihat ada pembiaran yang berulang. Razia dilakukan, tapi tidak ada solusi berkelanjutan. Premanisme semacam ini hanya akan hilang jika ada sistem pengelolaan lalu lintas yang lebih baik dan pemberdayaan ekonomi yang tepat," tambahnya.