Kemudian Minggu keempat akan dilaksanakan, pada 21 Juli 2022, di Kantor Urusan Agama (KUA) Ciawi dengan target sasaran calon pengantin.
Minggu kelima, pada 27 Juli akan dilaksanakan di Pesantren Daru Irfan, Kecamatan Ciseeng, dengan target sasaran guru dan santri pondok pesantren tersebut sebagai upaya langkah awal pencegahan stunting.
Baca Juga:
Pesta Oang-Oang 2024: Wujud Pelestarian Budaya dan Peningkatan Ekonomi
“Tujuan bulan bakti ini dilakukan untuk menyosialisasikan bagaimana pencegahan stunting kepada masyarakat, sehingga pencegahan stunting ini bisa tersampaikan dengan baik kepada masyarakat,” terangnya.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua IIDI Kabupaten Bogor, Melina Fitri Andria Jonas menambahkan, untuk melahirkan generasi bebas stunting di kemudian hari, para remaja perempuan harus memiliki gizi yang baik terlebih dahulu, sehingga pada saat mengandung tidak kekurangan gizi.
Selain hal tersebut, untuk mencegah tingginya infeksi, ciptakan akses sanitasi dan air bersih.
Baca Juga:
Meriahnya Perayaan Hari Jadi Kabupaten Labura ke-16: Penghargaan, Perlombaan, dan Bantuan Sosial!
“Apabila stunting berhasil dicegah, diharapkan bonus demografi akan berjalan dengan lancar dan menghasilkan SDM yang sehat, cerdas dan berkarakter. Generasi penerus yang berkualitas ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan memutus rantai kemiskinan,” tandasnya. [tsy]