WahanaNews - Bogor | Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat menanggulangi luas lahan sawah yang semakin terkikis dengan menjalankan program Gerakan Tanam Serempak sebagai gerakan ketahanan pangan keluarga dalam menghadapi isu krisis pangan ke depan.
Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Distribusi pada DKPP Kota Bogor, Soni Gumilar mengatakan, dari sejumlah faktor yang dapat menyebabkan krisis pangan, luasan lahan sawah yang sangat sedikit di daerah menjadi salah satu yang utama.
Baca Juga:
Disbudparpora Dairi Gelar Pelatihan Pengembangan Kapasitas SDM Pariwisata Berbasis SKKNI
"Di Kota Bogor salah satu krisis yang dihadapi adalah luas lahan persawahan yang berkurang,” ujar Soni saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Sabtu (10/12/2022) kemarin.
Soni menerangkan, melalui program Gerakan Tanam Serempak Pemerintah Kota Bogor mengajak masyarakat mempercepat produksi padi meskipun di lahan di sisa lahan yang tidak luas. Sebab, pangan beras yang menjadi bahan pokok utama masyarakat Indonesia sangat krusial.
Pemenuhan pangan masyarakat, kata dia, adalah bagian dari pemenuhan hak asasi manusia (HAM). Oleh karena itu, pembahasan soal Gerakan Tanam Serempak juga telah dibawa dalam diskusi Obsesi (Obrolan Santai Berisi) 'Pemenuhan Hak Atas Pangan' dalam rangkaian kegiatan Pekan HAM di Harkat Farmhouse, Kelurahan Cimahpar, Kecamatan Bogor Utara pada Jumat (9/12/2022).
Baca Juga:
Lokakarya Guru Penggerak, Pjs Bupati Pakpak Bharat: Harus Mampu Jadi Agen Perubahan Sosial
Gerakan Tanam Serentak merupakan kegiatan yang didorong Kementerian Pertanian bertujuan untuk mendukung percepatan tanam padi sawah.
Gerakan ini telah dilaksanakan di beberapa daerah lain di antaranya Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dia menyebutkan pada 2009 luas lahan sawah di Kota Bogor masih 1.100 hektare, kemudian 2014 menyusut menjadi 787 hektare dan 2017 kembali menyusut menjadi sekitar 300 hektare.