WahanaNews - Bogor | Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat mempertimbangkan untuk mengkonversi atau mengganti angkutan umum kota (angkot) berbahan bakar minyak (BBM) dengan angkot berdaya listrik untuk mendukung langkah pemerintah pusat beralih dari ketergantungan energi fosil ke listrik.
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, konversi angkot BBM ke angkot listrik menjadi salah satu pilihan di saat angkot masih cukup banyak beroperasi, sementara angkutan bus yang menjangkau hingga ke wilayah-wilayah yakni Biskita Trans Pakuan masih terbatas dan sedang terus diupayakan.
Baca Juga:
Jadi Loveable City, IKN Bakal Dilengkapi Taksi Terbang dan Angkot Tanpa Sopir
"Bisa menjadi pilihan, tapi kita tetap butuh dukungan pemerintah pusat. Angkot BBM ke angkot listrik butuh berapa jika dikonversi," ujar Dedie di Kota Bogor, Jumat (2/12/2022).
Dedie menyampaikan, pilihan itu muncul untuk program Pemerintah Kota Bogor dalam penataan transportasi yang selama ini cukup rumit mengatasi kemacetan, namun kini mulai membaik seperti sekitar area sistem satu arah (SSA) mulai Tugu Kujang, Pasar Bogor, Surya Kencana, Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Lapangan Sempur hingga kembali ke Tugu Kujang.
Sebelumnya, mulai dari Tugu Kujang hingga Pasar Bogor selalu mengalami kemacetan panjang akibat angkot dan penumpangnya yang kurang tertib serta para pedagang kaki lima. Ditambah kondisi mobil angkot yang banyak sudah kurang laik jalan.
Baca Juga:
Sopir Tewas Terjepit Usai Mopen vs. Angkot Adu Banteng
Di samping itu, kata Dedie, Pemerintah Kota Bogor memiliki program untuk menyebarkan aktivitas masyarakat yang bertumpu di pusat kota mulai mengisi ke wilayah-wilayah perbatasan.
Oleh karena itu, konversi angkot menjadi penting untuk mengurangi volume kendaraan tersebut di pusat kota dan digantikan oleh Biskita Trans Pakuan. Sebagian angkot yang masih akan beroperasi di wilayah perbatasan pun perlu perubahan seiring kebijakan pemerintah pusat soal kendaraan listrik.
"Pertimbangan angkot listrik masih perlu pendalaman, sementara Biskita Trans Pakuan juga terus didorong untuk penambahan koridor," paparnya.