Berdasarkan survei Katadata Insight Center (KIC) terhadap pelaku UMKM di Jabodetabek, 82,9%, UMKM merasakan dampak negatif pandemi. Ada 5,9% yang malah mengalami pertumbuhan positif.
Sekitar 63,9% UMKM mengalami penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan omzet dan bertahan dengan mengoptimalkan platform online.
Baca Juga:
BKASP DPR RI Gandeng Pemkab Bogor Untuk Antisipasi Tantangan Global
“UMKM memiliki segmentasi konsumen lokal, bahan baku lokal, dan skala usahanya kecil, sehingga lebih lincah dan adaptif dalam menghadapi tekanan dan kondisi yang berubah-ubah. Namun, kondisi pandemi yang berlangsung cukup lama memang telah berdampak pada UMKM,” tandas Iwan.
Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menyebutkan, terdapat 718.337 UMKM di Kabupaten Bogor, dan sebanyak 28.857 UMKM yang menjadi binaan Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop-UKM) Kabupaten Bogor.
Pemkab Bogor melalui Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagin), Diskop UKM dan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), secara rutin mengadakan kegiatan fasilitasi UMKM.
Baca Juga:
Kopi Morning Pejabat Bogor Wartawan Dilarang Meliput, Diduga Bahas Rotasi Mutasi Besar-besaran
“Antara lain berupa pelatihan, bantuan peralatan baik produksi maupun kemasan, bantuan pendampingan legalitas dan bantuan sertifikasi seperti merek, halal, SNI dan sebagainya,” ungkap Iwan.
Iwan berharap ada tindak lanjut dari acara temu bisnis ini. Jangan sampai hanya menggugurkan kewajiban.
"Harus ada indikator, misalnya dengan adanya kegiatan ini apakah ada pergerakan ekonomi. Kemudian apakah kerjasama yang dibuat hari ini bisa menggerakkan perekonomian," pungkasnya. [tsy]