WahanaNews-Bogor | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mengajukan alat deteksi banjir dan longsor pada anggaran 2023. Kemudian BPBD Kota Bogor akan melakukan survei di titik-titik rawan bencana di Kota Bogor.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor Teofilo Patrocinio Freitas mengatakan, pihaknya telah memetakan jika Kecamatan Bogor Selatan merupakan salah satu kecamatan dengan titik rawan longsor paling banyak.
Baca Juga:
Dinas PUPR Kota Tangerang Pastikan 12 Embung Berfungsi Sebagai Pengendali Banjir
“Bogor selatan banyak (titik rawan longsor). Mulai Kelurahan Kertamaya, Batutulis, Genteng, Pamoyanan, Margajaya, Mulyaharja,” kata Theo, Rabu (24/8).
Adapun kejadian longsor dan banjir lumpur di Kampung Margabhakti, Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor pada Ahad (21/8) dikatakan Theo, bukan titik rawan longsor.
Longsor terjadi akibat limpasan air dan luapan lumpur dari pembangunan cluster perumahan.
Baca Juga:
Pemkab Aceh Barat Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Kencang di Woyla
Dia mengatakan, setiap kelurahan yang rawan bencana minimal memiliki empat hingga lima alat deteksi dini bencana. Baik longsor maupun banjir.
Saat ini, kata dia, BPBD Kota Bogor merakit alat teknologi tepat guna. Dimana secara mekanik belum terhubung atau terkoneksi dengan internet.
“Jadi itu baru deteksi manual. Saat ada pergeseran tanah dia bergerak dan ada banjir dia berbunyi. Untuk mengingatkan warga. Yang bagus itu langsung terkonek ke internet. Jadi dilayar muncul lokasi kesana dan rute sampai kesana. Itu lebih mahal lagi,” ujarnya.