WahanaNews-Bogor | Sebagai bentuk apresiasi kepada para penggali kubur yang telah bekerja keras selama pandemi Covid-19, Pemkab Bogor gelar lomba gali kubur berhadiah jutaan rupiah.
"Esensinya bukan lomba. Tapi ingin mengangkat harkat martabat mereka sekaligus Ibu Bupati ingin mengapresiasi mereka," kata Kepala DPKPP Kabupaten Bogor, Ajat Rochmat Jatnika, seperti dilansir Antara, Kamis (31/3/2022).
Baca Juga:
Dinas Arpusda Nilai Pengelolaan Kearsipan Desa Masih Bermasalah
Lomba ini digelar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor. Dia mengatakan kegiatan ini digelar dengan tujuan tak hanya sekadar lomba.
"Karena profesi ini tersembunyi, namun memiliki makna sosial yang tinggi," katanya.
Ada 32 penggali kubur dari delapan TPU se-Kabupaten Bogor untuk memperebutkan hadiah uang tunai sebesar Rp 5 juta.
Baca Juga:
Piala Bupati Bogor 2022 Terancam Dibubarkan, Ini Alasannya
Ajat menjelaskan, lomba gali kubur ini diikuti petugas dari TPU Pondok Rajeg, TPU Bogor Asri, TPU Tajurhalang, TPU Babakanmadang, TPU Cipenjo, TPU Jonggol, TPU Rancabungur dan TPU Gunungputri.
Beberapa aspek yang menjadi bahan penilaian, yaitu kecepatan, kerapian, hingga ketepatan ukuran membuat lubang makam.
Ia menerangkan, hanya delapan TPU yang mengikuti lomba ini. Sebab, di setiap TPU tidak memiliki jumlah petugas gali kubur yang mencukupi karena untuk menggali satu lubang kubur dibutuhkan minimal empat orang.
"Iya, seperti di Cariu itu cuma empat orang. Kalau diikutkan lomba, lalu ada yang meninggal dan ingin dikuburkan di TPU tidak ada petugas kan repot," kata Ajat.
Lomba gali kubur tersebut dimenangkan oleh TPU Tajurhalang, kemudian juara kedua diraih oleh TPU Jonggol.
Sementara Bupati Bogor Ade Yasin, di tempat yang sama, memberikan santunan paket sembako untuk para petugas penggali kubur secara simbolis.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengungkapkan bahwa petugas gali kubur merupakan profesi yang mulia.
"Bayangkan saja dulu waktu COVID-19 sedang tinggi. Mereka bisa menguburkan hingga 50 orang dalam sehari. Kapan pun dan berapa pun mereka tetap lakoni dengan segala risikonya. Jadi harus diapresiasi," kata Ade Yasin.[jef]