Bogor.WahanaNews.co | Sungai Cikeas mengalami kekeruhan tinggi. Kondisi tersebut membuat pelayanan air bersih Perumda Air Minum Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor di wilayah Bogor Timur, mengalami gangguan pengaliran.
Pasalnya, Sungai Cikeas merupakan salah satu sumber air baku pada proses pengolahan air khususnya untuk masyarakat di wilayah timur Kabupaten Bogor (Cileungsi dan Jonggol).
Baca Juga:
Krisis Air Bersih Hampir Sebulan, Warga Gunungsitoli Pelanggan PDAM Menjerit
Berdasarkan hasil pantauan Tim Reaksi Cepat Perumda Air Minum Tirta Kahuripan bersama Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, diketahui, Sungai Cikeas sering mengalami kekeruhan tinggi disebabkan adanya pembangunan beberapa perumahan di bagian hulu.
Sehingga, setiap terjadi hujan di hulu sungai akan menyebabkan terjadinya limpasan (run off) lumpur tanah yang mencemari badan Sungai Cikeas.
Hal tersebut akan menyebabkan proses produksi di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Gunung Putri tidak maksimal, karena tingkat kekeruhan lebih dari 10.000 NTU sedangkan untuk proses produksi normalnya kurang dari 1000 NTU.
Baca Juga:
Azhari Tinjau UPTD PDAM Jontor dan PDAM Tirta Salam, Minta APH Bertindak Cepat
Direktur Operasional, Tedi Kurniawan menjelaskan, untuk mengantisipasi dampak kekeruhan di Sungai Cikeas, Perumda Air Minum Tirta Kahuripan telah melakukan beberapa upaya.
"Pertama, kita berkoordinasi dengan pihak eksternal (lembaga terkait) sebagai upaya meminimalisir dampak pembangunan di bagian hulu sungai sebagai sumber air baku. Kedua, menggunakan bahan kimia alternatif dalam proses produksi air sehingga proses produksi bisa lebih maksimal," ujar Tedi, Kamis (28/4/2022).
Selanjutnya, pihaknya akan membentuk tim reaksi cepat untuk antisipasi pengaliran air saat tingkat kekeruhan air tinggi. Ada pula dengan penanggulangan sementara kebutuhan air bersih melalui pendistribusian air bersih mobil tangki.